![]() |
Keluarga |
1. Pengertian Tata Pergaulan
Tata pergaulan adalah suatu
peraturan atau tata cara bergaul. Tata cara bergaul biasanya bukan suatu tata
cara yang dibuat secara tertulis, namun biasanya tata cara pergaulan merupakan
norma-norma kebiasaan dalam bersopan santun yang terdapat disemua bentuk
pergaulan di dalam masyarakat. Tata pergaulan biasanya adalahsuatu tata aturan
yang dilaksanakan sebagai kewajiban social.
2. Maksud
dan Tujuan Tata Pergaulan.
Mengapa manusia perlu dibuat suatu
tata cara bergaul ?
Manusia adalah makhluk sosial, atau
makhluk yang cenderung melakukan hubungan/komunikasi dengan makhluk lainnya
atau disebut bergaul. Siapa yang tidak mengindahkan tata cara bergaul atau
biasa disebut tidak mengerti unggah-ungguh, maka ia akan dianggap melakukan suatu
pelanggaran.
Selain itu oleh manusia yang sudah terbiasa dengan melaksanakan tata pergaulan dengan baik dalam berhubungan antara sesama manusia, maka manusia yang melakukan pelanggaran tata pergaulan cenderung akan selalu disingkiri, karena manusia yang demikian akan dianggap manusia yang kurang beradab atau tidak mengerti sopan santun atau tidak menghargai martabat orang lain, dan masih terbelakang dalam pergaulan. Sebaliknya siapa yang pandai menjalankan tata pergaulan yang baik antara sesamanya akan mendapatkan simpati dari lawan komunikasinya. Oleh sebab itu kaidah tata pergaulan dapat diumpamakan sebagai kunci yang daapat dipakaisebagai alat pembuka pintu masuk ke pergaulan sesama umat manusia yang sangat luas.
Selain itu oleh manusia yang sudah terbiasa dengan melaksanakan tata pergaulan dengan baik dalam berhubungan antara sesama manusia, maka manusia yang melakukan pelanggaran tata pergaulan cenderung akan selalu disingkiri, karena manusia yang demikian akan dianggap manusia yang kurang beradab atau tidak mengerti sopan santun atau tidak menghargai martabat orang lain, dan masih terbelakang dalam pergaulan. Sebaliknya siapa yang pandai menjalankan tata pergaulan yang baik antara sesamanya akan mendapatkan simpati dari lawan komunikasinya. Oleh sebab itu kaidah tata pergaulan dapat diumpamakan sebagai kunci yang daapat dipakaisebagai alat pembuka pintu masuk ke pergaulan sesama umat manusia yang sangat luas.
3. Tata Pergaulan di Rumah
1). Sikap terhadap bapak ibu
Bapak dan ibu adalah orang yang
paling utama yang harus kita hormati dan kita sayangi. Jasa bapak dan ibu kita
tidak dapat dihitung dalam bentuk materi berupa apapun. Selain mereka sebagai
orang yang berperan utama dalam hal kelahiran dan kehidupan kita di dunia ini.
Terdapat banyak sekali contoh bahwa seorang anak berani mendurhakai bapak atau
ibunya maka anak tersebut tidak akan memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan
dalam hidupnya. Bagaimana kita harus bersikap yang baik kepada ibu dan bapak yakni:
Menghormati
Adalah dengan jalan tidak mengeluarkan kata-kata keras
ataupun kata-kata yang tidak sopan (membentak, mengumpat, dsb), apalagi sampai
melakukan tindak kekerasan (melukai, menganiaya dsb).
Mengasihi
Adalah dengan jalan memberikan cinta atau kasih sayang kita
kepada beliau, antara lain dengan:
Memperhatikan dengan jalan dapat memperdulikan kemauan dan
pendapat bapak ibu. Ini dapat dengan menuruti kemauan beliau sepanjang kemauan
beliau tidak bertentangan dengan kebenaran, atau apabila bertentangan dengan
kebenaran kita harus bisa menjelaskan bahwa kemauan tersebut pada dasarnya
kurang benar, dengan jalan matur atau mengajukan argumentasi kita dengan baik
dengan tidak menyinggung perasaan beliau.
Meringankan beban
Disini dapat diambil bentuk bermacam-macam, antara lain
dalam bentuk ekonomi, pekerjaan, pikiran dan sebagainya. Cara kita meringankan
beban kalau mungkin yaitu mengambil alih beban atau membantu memecahkan atau
menyelesaikan atau setidak-tidaknya kita tidak boleh menambah beban yang berat
kepada orang tua kita.
Menyenangkan hati
Adalah membuat senang hati dan perasaan beliau sehingga
beliau dapat merasa bangga terhadap tingkah/laku perbuatan kita karena telah
memenuhi harapan beliau. Misalnya dengan jalan kita dapat menyelesaikan studi
dengan baik dan lain sebagainya.
2). Sikap
terhadap Saudara dan Keluarga
a. Sikap
terhadap saudara.
Sikap terhadap saudara diterapkan
dengan semestinya, apabila merasa sebagai saudara tua maka kepada adik kita
harus menunjukan sikap membimbing, melindungi, menasehati dsb. Sebaliknya yang
merasa lebih muda harus bias menghormati, ikut menjaga nama baiknya, atau
saling mengingatkan bila ada hal-hal yang kurang berkenan dala hubungan
berkeluarga.
b. Sikap
terhadap keluarga.
Saat
ini atau suatu saat, kita pasti menjadi kepala rumah tangga atau ibu
rumah tangga. Untuk itu peranan kita sangat dituntut untuk mampu menciptakan
suasana kebahagiaan dan kesejahteraan lahir batin dirumah tangga kita atau istilah lain mengatakan “rumahku adalah istanaku”. Kita harus bisa
bersikap sebagaimana, apabila sebagai suami maka jalankanlah kewajiban dengan
baik antara lain sebagai pencari nafkah, pelindung, pendidik, yang baik dan
bertanggung jawab bagi keluarga.
Sebaliknya apabila menjadi seorang
ibu jadilah ibu rumah yang baik dengan mendidik anak yang baik menjalankan roda
ekonomi rumah tangga dengan tertib dan bertanggung jawab sehingga tidak
memberatkan suami sebagai pencari nafkah. Memberi dorongan kepada suami untuk meningkatkan
karier dan masa depan, jangan berkhianat kepada keluarga atau suami dan
sebagainya.
Bekali putra-putri kita sebelum
terjun dimasyarakat dengan sikap dapat mandiri dengan iman dan budi pekerti
yang baik sehingga tidak gampang terkena pengaruh lingkungan yang kurang
baik. Timbulkan suasana gembira apabila kita ingin putra-putri kita menjadi
orang yang berhasil dalam semua tujuannya. Jangan melibatkan putra-putri
kita pada persoalan yang tidak menyenangkan dalam keluarga, misalnya
pertengkaran suami istri, dan segala permasalahan yang belum waktunya bagi alam
pikirannya. Dalam berbuat atau bersikap sesuatu berilah contoh perilaku yang
kepada putra-putri kita, karena seorang anak biasanya akan selalu mencontoh
perilaku orang tuanya sebelum mencontoh perilaku oaring lain. Berilah peluang
kepada putra-putri kita untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya, sehingga
dapat menjadi bekal dalam mencapai kebahagiaannya dimasa datang.